Jumat, 10 Februari 2012

THOMAS JEFFERSON


THOMAS JEFFERSON : POLITIK DEMOKRASI SERTA PERANANNYA TERHADAP AMERIKA SERIKAT

Pada bab ini penulis akan membahas hasil penelitian mengenai permasalahan Presiden Thomas Jefferson politik demokrasi serta peranannya terhadap Amerika Serikat. Bab ini dibagi menjadi beberapa sub bab, dimana setiap sub bab menguraikan jawaban atas masalah-masalah yang telah dirumuskan pada bab sebelumnya. Beberapa sub bab tersebut adalah (1) Biografi Thomas Jefferson, (2) Pemerintahan Presiden Thomas Jefferson, (3) Jeffersonian Democracy: Politik demokrasi Thomas Jefferson, (4) Peranan Thomas Jefferson terhadap Amerika Serikat.
4.1 Biografi Thomas Jefferson
4.1.1 Latar Belakang
Thomas Jefferson lahir pada tanggal 13 April 1743 di Shadwell, Gloochland, Virginia, Amerika Serikat. Jefferson adalah anak dari pasangan keluarga yang berada yaitu Peter dan Jane Randolph Jefferson. Di sisi ibunya Thomas Jefferson adalah keturunan dari bangsawan. Sedangkan ayahnya adalah berasal dari kelas petani kecil di Virginia. Telah tercatat dalam sejarah bahwa banyak laki-laki dari Monticello yang berbakat menjadi petani ataupun filsuf, tetapi kebanyakan mereka telah meninggalkan jejak kepribadian dan pandangan atas kehidupan politik bangsa mereka.
Pada usia 5 tahun yaitu pada tahun 1748, Thomas Jefferson sudah memulai pendidikan dibawah bimbingan keluarga di Tuckahoe. Namun pada tahun 1752 setelah 4 tahun Jefferson menempuh pendidikan, ia kembali ke Shadwell dan mulai bekerja di sebuah rumah perkebunan. Jefferson banyak menghabiskan waktu masa kecilnya di Shadwell. Pada tahun 1757 setelah ayahnya meninggal Jefferson dikirim ke Northam di St James Paroki untuk mempelajari bahasa latin kepada William Douglas. Ayahnya, Peter, meninggal pada saat Jefferson berumur 14 tahun dan Jefferson diwarisi tanah seluas 2,750 acre dan sejumlah budak belian. Setelah belajar dengan William Douglas kemudian Jefferson menuntut ilmu lagi di Sekolah James Maury di Fredericksville Paroki, Virgina. Selama di sekolah itu banyak hal tentang pengetahuan yang ia pelajari diantaranya belajar bahasa klasik Yunani dan Latin, sejarah, sastra, geografi serta ilmu alam. Jefferson menghabiskan waktu 2 tahun untuk belajar di James Maury.
Thomas Jefferson dikenal sebagai siswa yang serius dalam mengikuti pembelajaran. Selain mempelajari ilmu-ilmu dan sosial mempelajari juga berbagai kesenian terutama menari dan bermain biola. Kemudian pada tahun 1760 hingga tahun 1762 Thomas Jefferson menuntut ilmu di College of William and Mary di ibukota Virginia, Williamburgs. Disana Jefferson mempelajari budaya dan sastra Yunani serta Latin klasik. Selain belajar Jefferson juga mengajar pelajaran matematika, sejarah alam, metafisika, dan filsafat moral. Ia menjadi menjadi pengajar favorit dari murid-muridnya. Sama seperti di James Maury, disini pun Jefferson hanya bertahan 2 tahun, karena kemudian Jefferson keluar dan belajar hukum kepada pengacara yang terpelajar di Virginia, George White. Selaim mempelajari hukum Jefferson juga mempelajari hal lain yaitu belajar sejarah Perancis, Italia, Inggris dan sastra. Jefferson sangat tertarik terhadap teori ilmiah baru yaitu inokulasi. Demi ketertarikannya terhadap inokulasi tersebut Jefferson melakukan perjalanan ke Philadelphia, Pennsylvania, untuk melakukan penelitian inokulasi melawan cacar.
Pada tahun 1767, Thomas Jefferson membuka praktek hukum sebagai pengacara di Virginia. Jefferson cukup sukses sebagai pengacara tetapi sumber pendapan utamanya adalah dari tanah peninggalan ayahnya. Selama membuka praktek hukum tersebut Jefferson menghabiskan banyak waktu untuk mengawasi  perkebunan Shadwell. Jefferson mengamati pertumbuhan tanaman dan pohon-pohon, menyimpan catatannya dalam sebuah buku taman khusus. Dia adalah seorang pengamat lingkungan yang sangat hati-hati, ia menyimpan catatan-catatan seperti suhu, biaya, resep, serta hal-hal lain yang ia anggap penting. Dalam sebuah tulisan Jefferson mengungkapkan bahwa “not a sprig of grass that shoots uninteresting to me” (Microsoft ® Encarta ® 2008).
Sepanjang hidup Thomas Jefferson buku memegang peranan penting dalam pendidikannya. Bahkan ketika Revolusi Amerika dan ketika menjadi Duta Besar Amerika di Prancis, Jefferson mengumpulkan dan mengakumulasi ribuan buku untuk perpustakaan di Monticello. Berdasarkan saran dari George Wythe Jefferson membangun sebuah perpustakaan yang besar, dimana hal tersebut juga untuk mendukung pengetahuan dan pendidikan Jefferson. Jefferson pernah menyatakan bahwa “I cannot live without books” (www.wikipedia.com)  , yang artinya bahwa “ saya tidak bisa hidup tanpa buku”.
4.1.2 Perjalanan Karir
Pada tahun 1770, Thomas Jefferson mulai bekerja di tanah kediamannya di puncak gunung di Monticello, yang sekarang Charlottesville, Virginia. Di tanah tersebut Jefferson membangun sebuah rumah yang merupakan hasil rancangan Jefferson sendiri dengan menggunakan gaya arsitektur klasik. Pada tahun 1772, ia menikahi seorang wanita yang merupakan seorang janda 24 tahun bernama Martha Wayles Skelton. Patty, adalah panggilan kesayangan Jefferson terhadap istrinya. Pernikahan tersebut memberikan kebahagiaan tersendiri bagi Jefferson. Namun di balik kebahagiaan itu semakin hari kesehatan istri Jefferson semakin memburuk, dan akhirnya meninggal pada tahun 1782.
Kematian istrinya telah berpengaruh besar terhadap Jefferson, sehingga memberikan pengaruh kembali ke dunia politik. Sebelum menikah Jefferson ditempatkan di badan pengadilan Virginia selama 7 tahun, namun selama itu pula Jefferson tidak pernah meninggalkan ketertarikannya terhadap dunia pertanian. Pada saat pernikahannya Jefferson selama beberapa tahun menjadi anggota Virginia House of Burgesses atau Dewan Perwakilan Rakyat Virginia. Dewan ini merupakan majelis rendah legislatif Virginia, yang sering disebut dengan Majelis Umum. Jefferson terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Virginia pada tahun 1768, dan mulai menjabat di kantor Williamburgs pada musim semi tahun 1769. Pada saat itu Jefferson menulis sebuah esai penting yang dikenal dengan Jefferson A Sumary View of Rights of British America, dalam esai tersebut berisi tentang pandangan sekilas mengenai hak-hak Amerika dari Inggris. Esai tersebut ditulis pada tahun 1774.
Thomas Jefferson dikenal sebagai seorang liberalis yang kuat dengan ide-ide demokratis. Jefferson mempercayai bahwa kekuatan politik harus ada di tangan rakyat. Selain itu Jefferson juga mendukung kebebasan beragama dan media (pers). Pada tahun berikutnya Thomas Jefferson dipilih menjadi anggota Delegasi Virginia untuk menghadiri Kongres Kontinental kedua. Thomas Jefferson dianggap sebagai kelompok radikal, karena pendapat dan tindakannya sering bertentangan dengan perkebunan konservatif di daerah Tidewater. Selain itu Thomas Jefferson juga dikenal sebagai seorang pembicara yang miskin, tetapi ia memiliki bakat sastra yang tinggi sehingga Jefferson sangat dihargai oleh anggota komite ketika Jefferson mengeluarkan resolusi atau surat-surat umum. Sebagai seorang Burgess, Jefferson juga aktif dalam dalam peristiwa yang menyebabkan Revolusi Amerika (1775-1783). Thomas Jefferson menjadi anggota Burgess sampai tahun 1779.
Pada saat tahun 1779 setelah ia keluar dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat Virginia, Jefferson menjadi pengganti Patrick Henry sebagai Gubernur Virginia. Kemudian pada tahun 1780 Jefferson dipilih kembali sebagai Gubernur Virginia. Namun pada tahun 1781 Thomas Jefferson mengundurkan diri dari jabatannya, hal tersebut dikarenakan adanya serangan Inggris terhadap Virginia dan Jefferson hampir ditangkap oleh Inggris. Selain itu banyak orang yang tidak senang terhadap masa jabatan Thomas Jefferson, sehingga pada pemilihan selanjutnya Jefferson tidak terpilih lagi sebagai Gubernur. Selama masa jabatannya Jefferson menulis sebuah esai yang berjudul The Statute of Religious Freedom, hal tersebut berisi tentang kebebasan beragama. Selain itu Thomas Jefferson juga menulis salah satu buku yang berjudul Notes of the States of Virginia. Buku tersebut memuat mengenai sikap Jefferson yang tegas dan terang-terangan dalam menentang perbudakan. Setelah Thomas Jefferson mengundurkan diri sebagai Gubernur Virginia, ia juga mencoba berhenti dari urusan politik. Tetapi dengan meninggal istrinya pada tahun 1782 telah menjadikan Jefferson kembali bergabung dengan dunia politik.
Pada tahun 1783, Thomas Jefferson dipilih menjadi wakil Virginia di dalam Kongres Amerika Serikat. Selama 6 bulan Jefferson berhasil menulis kurang lebih 31 dokumen kenegaraan, yang beberapa diantaranya sangat penting bagi pemerintahan Amerika Serikat. Pada tahun 1784 Jefferson datang ke Prancis untuk sebuah misi diplomatik. Pada awalnya Jefferson menjabat sebagai komisaris untuk membantu negosiasi perjanjian komersial di Paris. Kemudian pada tahun 1785 Thomas Jefferson menjadi Duta Besar Amerika di Prancis menggantikan Benjamin Franklin. Selama 5 tahun Jefferson menetap di Prancis, terbukti bahwa Jefferson adalah seorang diplomat yang rajin dan handal. Selama berada di Paris Jefferson tidak menghadiri The Constitutional Convention di Philadelphia, meskipun Jefferson sebenarnya mendukung dan mengikuti proses tersebut melalui surat menyurat. Pada awal September 1785, Jefferson bergabung dengan John Adams melaui surat di London untuk perjanjian anti-pembajakan dengan Maroko. Perjanjian tersebut disahkan oleh Kongres pada tanggal 18 Juli 1787. Perjanjian tersebut masih berlaku sampai sekarang, sehingga perjanjian tersebut disebut perjanjian tidak terputus terpanjang dalam sejarah Amerika Serikat.
Pada tahun 1789 Thomas Jefferson kembali ke Amerika Serikat. Pada tahun tersebut Presiden George Washington mulai dilantik, Konstitusi yang baru tersebut belum memiliki tradisi yang bisa dijalani bahkan belum mendapat dukungan rakyat sepenuhnya. Selain itu, pemerintahan baru juga harus menciptakan mesin pemerintahannya sendiri untuk mengatur segala kebutuhan keamanan dan kesejahteraan sebuah negara. Kongres akhirnya memutuskan Thomas Jefferson dijadikan sebagai Menteri Luar Negeri atas perintah dari George Washington. Kemudian Menteri Keuangan dipegang oleh Alexander Hamilton. Namun antara Thomas Jefferson dengan Alexander Hamilton sering terjadi pertentangan terutama dalam hal politik. Mereka memiliki cara pandang politik yang berbeda sehingga perdebatan sulit untuk dihindari. Jefferson dan Hamilton berdebat terutama mengenai kebijakan fiskal pendanaan utang perang. Oleh karena itu dalam sejarah Amerika bahwa Amerika terpecah menjadi dua golongan politik, yaitu golongan federalis, dimana pendukung politik Hamilton membentuk partai Federal. Sedangkan pendukung politik Jefferson membentuk partai Republik-Demokratis yang merupakan anti-federalis.
Dengan terpecahnya sistem politik tersebut memunculkan persaingan yang cukup kuat dari kedua belah pihak partai yang berbeda faham tersebut. Pada tahun 1793 Thomas Jefferson memutuskan untuk pensiun di Monticello, dimana Jefferson terus menentang kebijakan Hamilton dan Washington. Namun Perjanjian Jay atau Perjanjian London yang diadakan pada tahun 1794 atas pimpinan Hamilton telah meembawa perdamaian perdagangan dengan Inggris. Sedangkan disisi lain Madison yang didukung kuat oleh Jefferson ingin menyerang Inggris tanpa harus berperang.
Thomas Jefferson mencalonkan diri sebagai presiden dari partai Republik-Demokratik pada tahun 1796. Tetapi ketika penghitungan suara dimenangkan oleh John Adams, sehingga Jefferson mendapat posisi sebagai Wakil Presiden (1797-1801).     
4.2 Pemerintahan Presiden Thomas Jefferson
4.2.1 Masa Sebelum Menjadi Presiden
Sejak awal berdirinya pemerintahan baru di Amerika Serikat, telah mengalami cobaan yang berat yang hampir memecah belah keutuhan persatuan dari Amerika Serikat itu sendiri. Peristiwa-peristiwa tersebut yang dapat diatasi diantaranya seperti pemberontakan di pennsylvania, perang laut melawan Perancis, permintaan hak negara dari virginia dan kentucky serta berbagai skema Barat yang merujuk kepada perpecahan.
Pada tahun tersebut yaitu pada tahun 1790 muncul dua sistem partai, yaitu Federal dan Republik-Demokratis. Sepanjang sejarah Amerika, munculnya kedua partai politik tersebut telah menimbulkan pertikaian yang kuat antara golongan Federalis dan Antifederalis. Golongan Federalis dipelopori oleh Alexander Hamilton, politiknya mewakili kepentingan kaum pedagang perkotaan terutama terhadap pelabuhan. Sedangkan Antifederalis dipelopori oleh Thomas Jefferson, yang politiknya mewakili kepentingan orang-orang pedesaan dan wilayah selatan. Selama beberapa tahun Amerika Serikat berada dalam situasi politik yang waspada dan aktif. Perdebatan kedua partai tidak hanya menyangkut masalah sosial, tetapi juga masalah kekuasaan pemerintah. Golongan Federalis mendukung kekuasaan pemerintah pusat. Sedangkan Antifederalis mendukung kekuasaan negara-negara bagian. Hal tersebut menimbulkan konflik yang tidak dapat dihindarkan. Puncak dari perdebatan kedua partai politik tersebut berlangsung pada pemilihan Presiden pada tahun 1800.
Kesulitan di Amerika Serikat bukan hanya masalah internal saja, tetapi ditambah juga dengan kerumitan masalah internasional. Hal tersebut dikarenakan merasa ketidakadilan terhadap posisi Amerika seiring dengan dikeluarkannya traktat yang baru dibuat oleh Jay dengan Inggris, memakai alasan Inggris yang menyatakan bahwa angkatan laut, dan perahu yang berlayar ke pelabuhan musuh adalah subjek yang boleh dirampas oleh angkatan laut Perancis. Setelah diberlakukan traktat tersebut sekitar 300 kapal-kapal Amerika dirampas oleh Perancis. Selain itu Perancis juga memutuskan hubungan diplomatik dengan Amerika. Kemudian John Admas mengirimkan tiga orang utusan ke Paris untuk negosiasi, tetapi hasil laporan menyampaikan bahwa negosiasi baru bisa dilaksanakan apabila Amerika bersedia untuk meminjamkan uang sebesar $12 juta kepada Perancis.
Peristiwa tersebut memancing kemarahan Amerika, sehingga menimbulkan peperangan berupa serangkaian pertempuran laut dengan Perancis yang terjadi pada tahun 1799. Permusuhan antara Amerika terhadap Perancis akhirnya diadakan Kongres dan mengeluarkan Undang-Undang yang memiliki dampak buruk bagi kebebasan sipil Amerika. Undang-Undang tersebut adalah Alien Act ( Undang-Undang Orang Asing) dan Sedition Act (Undang-Undang Penghasutan). Kemudian dikeluarkan pula Naturalization Act (Undang-Undang Naturalisasi). Isinya mengenai persyaratan kewarganegaraan yang awalnya 5 tahun menjadi 14 tahun. Undang-Undang tersebut ditujukan kepada para imigran Irlandia dan Prancis yang diperkirakan mendukung kaum Republik. Sebagian besar pendakwaan yang dilakukan berdasarkan Undang-Undang tersebut di atas lebih meningkatkan dukungan terhadap kaum Republik.
Tahun 1800 merupakan tahun yang penting bagi masyarakat Amerika. Karena pada tahun ini orang Amerika telah siap untuk melakukan perubahan terutama dalam hal pemerintahan. Pemerintahan Washington dan Adams bersama kaum Federalis telah membangun sebuah pemerintahan yang kuat, tetapi terkadang gagal dalam memegang prinsip bahwa pemerintah Amerika Serikat harus tanggap terhadap keinginan rakyat. Disisi lain Thomas Jefferson sudah mendapatkan banyak dukungan dari petani kecil, pemilik toko, dan pekerja lainnya yang menyuarakan dukungan terhadap Thomas Jefferson. Jefferson mendapat dukungan yang besar karena ambisinya terhadap cita-cita Amerika.
Thomas Jefferson adalah orang yang ditakuti oleh lawan politiknya kaum Federalis. Kaum Federalis khawatir menjelang pemilihan karena dukungan rakyat terhadap Jefferson sudah banyak. Selain itu kaum Federalis merasa takut jika Jefferson terpilih menjadi Presiden, maka pemerintahan yang dibangun oleh kaum Federalis selama 12 tahun akan hilang. Dengan demikian kaum Federalis berasumsi bahwa kekuasaan pusat akan dikembalikan kepada masing-masing negara bagian, kekuasaan kehakiman akan mengalami pengurangan, dan sistem administrasi keuangan yang dipegang oleh Hamilton akan dibongkar dan dihancurkan. Pandangan kaum Federalis terhadap Thomas Jefferson cenderung negatif, Jefferson dipandang sebagai seorang Atheis yang akan menyerang gereja-gereja, Jefferson adalah orang munafik bangsawan yang menyamar menjadi seorang demokrat sebagai motif dasar untuk mendapat suara dalam pemilihan, dan masih banyak hal negatif lainnya. Pada intinya Jefferson diragukan oleh dewan konstitusi untuk berhasil menjadi seorang Presiden, meskipun ia mendapat dukungan yang banyak dari rakyatnya.
Kaum Republik melihat keadaan tersebut merasakan hal sama dengan kaum Federalis, bahwa pemilihan Presiden akan jatuh ke partai Federal. Dalam pemilihan Presiden Amerika Serikat 1800, disebut juga dengan Revolusi 1800. Hal tersebut dikarenakan pada pemilihan kali ini tidak dimenangkan kembali dari kaum Federalis, ditandai dengan kekalahan John Adams dalam pemungutan suara yang berbeda tipis dari Thomas Jefferson.
4.2.2 Pemerintahan Presiden Thomas Jefferson (1801-1809)
Pada tanggal 4 Maret 1801 Thomas Jefferson dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat dengan Wakil Presiden Aaron Burr. Hal tersebut dikarenakan Aaron Burr dan Thomas Jefferson mendapatkan suara yang sama untuk Electoral Votes. Sesuai dengan konstitusi maka keputusan diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat, dan akhirnya terpilih Thomas Jefferson. Sementara itu John Adams pensiun sebagai Presiden meninggalkan Washington kembali ke kediamannya di Massachusetts. John Adams bahkan tidak menghadiri upacara pelantikan atas kemenangan saingan politiknya Thomas Jefferson. Sumpah jabatan dilaksanakan di Kamar Senat oleh John Marshall di New Capitol, Washington DC. Pada saat itu Thomas Jefferson didampingi oleh pendamping dari milisi, dua anggota kabinet Adams, serta beberapa kawan politiknya. Thomas Jefferson yang diberi julukan “Presiden Rakyat” diterima dengan baik di sebagian negara bagian yang ditandai dengan perayaan besar di seluruh Uni.
Ketika pelantikan berlangsung Thomas Jefferson membacakan pidato pelantikannya yang berisi mengenai prinsip-prinsip yang berlaku secara umum seperti, kebebasan beragama, kebebasan pers, kebebasan orang dibawah perlindungan Habeas Corpus, keadilan yang sama dan tepat untuk semua orang, persetujuan mutlak berdasarkan keputusan mayoritas. Pemerintah harus menahan diri untuk melukai satu sama lain, kebebasan di dalam hal industri dan perbaikan dan tidak menerima suap. Kebijakan luar negeri harus menjadi penghubung perdagangan, perdamaian, dan persahabatan yang jujur dengan semua bangsa, dengan tidak melibatkan aliansi.
Presiden Thomas Jefferson merupakan Presiden pertama yang dilantik di Washington DC. Jefferson terkenal sebagai seorang yang tegas kepada lawan politiknya. Misalnya saja ia berusaha menyingkirkan sisa-sisa kaum Federalis yang masih ada dalam tubuh pemerintahan dengan cara menghindari serangan langsung.Hal tersebut dilakukan dengan mencegah unsur-unsur Federalis muncul dalam elit politik, tetapi tetap meneruskan beberapa kebijaksanaan dalam bidang ekonomi. Usaha Jefferson untuk membersihkan lembaga pengadilan dari unsur-unsur Federalis gagal untuk dicapai. Dikarenakan Samuel Chase yang menjabat sebagai Mahkamah Agung dari kaum Federalis tetap bertahan pada jabatannya. Untuk jabatan menteri keuangan Hamilton digantikan oleh Albert Gallatin. Pada masa akhir jabatannya yang kedua, Albert Gallatin telah mengurangi utang nasional. Seiring dengan gelombang semangat aliran Jefferson meluas ke seluruh negeri, satu per satu negara bagian menghapus kualifikasi pemilikan tanah untuk pemungutan suara dan mengeluarkan undang-undang yang lebih manusiawi bagi orang-orang yang memiliki utang.
Reformasi perbaikan dan pengelolaan keuangan adalah tujuan yang ingin dicapai oleh Jefferson dan Gallatin dalam hal perekonomian. Tujuan mereka adalah menetapkan pajak yang lebih rendah serta mengurangi utang nasional. Langkah yang sangat penting untuk mencapai penurunan pajak tersebut adalah pencabutan tindakan pendapat internal.
Salah satu keberhasilan politik Thomas Jefferson selama masa jabatannya sebagai Presiden Amerika Serikat adalah Louisiana Purchase (Pembelian Louisiana) pada tahun 1803 dari Prancis. Keberhasilan yang lain yang terkenal adalah kemenangan Amerika Serikat pada perang di luar negeri (Barbary War), dan penghapusan perdagangan budak. Thomas Jefferson mengakhiri masa jabatannya sebagai Presiden Amerika Serikat pada tahun 1808 dengan terpilihnya Presiden baru yang merupakan Menteri Luar Negeri, James Madison.
4.3 Jeffersonian Democracy: Politik Demokrasi Thomas Jefferson
Setelah menjabat sebagai Presiden Thomas Jefferson tetap menunjukkan kesederhanaannya di depan publik. Jefferson mulai melakukan tatacara demokratis dalam tubuh pemerintahannya. Dia meminta kepada para bawahannya agar menunjukkan sikap egaliter dengan rakyat biasa. Selain itu Jefferson juga mengeluarkan sebuah aksesi yang datang dengan perubahan yang diputuskan dalam adat sosial di Mantion Eksekutif. Perubahan tersebut adalah bahwa Etika formal selama rezim Federalis dihapuskan, dan diganti dengan salah satu kesederhanaan demokratis. Tetapi Jefferson selalu dituduh sembarangan dalam hal berpakaian, dan membawa kesederhanaan demokratis di luar batas yang ditentukan oleh kesopanan resmi. Jefferson sangat jarang menggunakan pakaian-pakaian yang bersifat formal meskipun ketika ia menjamu makan malam bersama anggota dewan.
Thomas Jefferson adalah seorang pemimpin yang mengembangkan republikanisme di Amerika Serikat. Jefferson memberikan penjelasan bahwa sistem aristokrat Inggris pada dasarnya adalah korup dan pengabdian Amerika Serikat untuk kemerdekaan kebajikan sipil diperlukan. Prinsip politik Jefferson sangat dipengaruhi oleh pemikiran dari John Locke, terutama dalam hal yang berkaitan dengan prinsip hak asasi. Jefferson mempercayai bahwa setiap orang memiliki hak-hak tertebtu. Jefferson mendefinisikan hak kebebasan sebagai kebebasan yang sah atas tindakan yang tidak terhalang sesuai dengan kehendak dalam batas-batas hak yang sama dengan orang lain. Bagi Jefferson, pemerintahan yang tepat adalah pemerintah yang tidak hanya melarang individu-individu dalam masyarakat dari pelanggaran terhadap kebebasan individu lainnya, tetapi juga menahan diri dari kebebasan individu itu sendiri. Namun, Thomas Jefferson juga tidak mendukung kesetaraan gender, dan menentang keterlibatan perempuan dalam urusan politik. Karena menurut pendapatnya perempuan hanya sebatas untuk menenangkan pikiran seorang suami tanpa harus ikut campur dalam pemikiran politik.
Setelah berakhir pemerintahan administrasi Federalis dari George Washington dan John Adams, pemilihan Presiden yang dimenangkan Thomas Jefferson pada tahun 1800, sekaligus merubah pola pemerintahan dari yang sebelumnya. Filosofi demokrasi Jefferson mulai mendominasi politik Amerika Serikat pada tahun 1800-1824, bahkan samapai pemerintahan James Madison dan James Monroe. Selain Jefferson sendiri, juru bicara terkemuka yang mendukung dan menyerukan prinsip-prinsip Demokrasi Jefferson termasuk Madison, Albert Gallatin dan John Randolph.
Politik Demokrasi Jefferson ditandai dengan cita-cita yang disampaikan dalam bentuk pidato dan perundang-undangan, diantaranya sebagai berikut:
1.      Nilai politik utama Amerika Serikat adalah demokrasi perwakilan. Artinya warga negara memiliki kewajiban untuk membantu negara dalam melawan korupsi, terutama Monarkisme dan Aristokrasi.
2.      Amerika memiliki tugas untuk menyebarkan apa yang disebut Jefferson sebagai Empire of Liberty untuk dunia tetapi harus menghindari keterlibatan aliansi.
3.      Pemerintah nasional merupakan lembaga untuk kepentingan umum, perlindungan dan keamanan terhadap bangsa maupun orang atau masyarakat. Hal tersebut harus diawasi dengan ketat serta diberi batasan didalam kekuasaannya.
4.      Pemisahan antara Gereja dan negara untuk menjaga pemerintahan bebas dari perselisihan agama. Begitu pun sebaliknya agama bebas dari ikut campur tangan pemerintah.
5.      Kebebasan berbicara dan pers.
6.      Semua orang berhak untuk mengeluarkan pendapat untuk memiliki suara dalam pemerintah. Perlindungan dan perluasan kebebasan manusia adalah salah satu tujuan utama dari Demokrasi Jefferson. Selain itu warga negara mempunyai hak untuk mendapatkan pendidikan tanpa peduli terhadap keadaan maupun status kehidupan.
Namun meskipun demikian banyak para ahli yang berpendapat bahwa Thomas Jefferson menjalankan demokrasi yang baik, dan bahkan menjadi pencetus pemerintahan demokrasi di Amerika serikat. Tetapi Kuehnelt – Leddhin berpendapat bahwa, Demokrasi Jefferson adalah keliru, karena Jefferson tidak demokrat tetapi sebenarnya percaya dalam aturan elit. Tetapi terlepas dari itu kesederhanaan serta pemikirannya telah menunjukkan bahwa Jefferson memang menggunakan pola yang demokrasi selama pemerintahannya menjadi Presiden selama dua periode.
4.4 Jasa-jasa dan Peranan Thomas Jefferson
4.4.1 Declaration of Independence
Pada saat diadakan Perjanjian Paris pada tahun 1763 tidak menciptakan ketenangan dalam sistem imperium Inggris karena sangat luas. Kebijaksanaan Inggris terhadap orang-orang Indian juga menunjukkan lemahnya sistem imperium. Inggris menggunakan kebijaksanaan yang sama dalam mengatasi masalah orang-orang Indian. Inggris melarang kaum kolonis untuk melakukan ekspansi ke arah barat untuk mendapatkan lahan baru. Hal tersebut menimbulkan ketidakpuasan di kalangan kaum kolonis, sehingga muncul penentangan. Salah satunya adalah yang dilakukan oleh James Otis yang menentang kesewenang-wenangan dan otoritas Parlemen Inggris mengenai beberapa aspek kehidupan kaum kolonis terutama dalam bidang perdagangan. Kemudian penentangan yang dilakukan oleh Patrick Henry, mengenai hak-hak Privi Council masalah hukum di Virginia. Perjuangan melawan Inggris dilakukan untuk mengubah sikap kolonial. Dewan-dewan lokal menolak Rencana Serikat Albany pada tahun 1754. Selain itu mereka juga tidak bersedia untuk menyerahkan hak otonominya ke badan lain.
Untuk mengatasi krisis akibat Perang Tujuh Tahun, Inggris menggunakan daerah koloni sebagai sumber keuangan dengan mengeluarkan sugar act pada tahun 1764. Pada tahun yang sama pula Inggris mengeluarkan undang-undang baru yaitu Curency Act yang melarang koloni untuk mencetak uang sendiri. Dengan dikeluarkannya undang-undang tersebut otomatis menimbulkan kemarahan dari koloni-koloni dan mengancam melakukan pemboikotan terhadap barang buatan Inggris sebelum undanh-undang tersebut dihapuskan. Untuk selanjutnya Inggris kembali mengeluarkan undang-undang Stamp Act dan Quartering Act pada tahun 1765. Berulang kali dilakukan penentangan terhadap kebijakan Inggris tetapi Inggris masih tetap keras mengeluarkan undang-undang yang merugikan pihak koloni. Hingga pada perkembangan selanjutnya penentangan tersebut mencapai pucaknya ketika Inggris mengeluarkan Undang-Undang Teh yang memberikan hak monopoli kepada East India Company untuk melakukan ekspor ke seluruh daerah koloni. Pada tanggal 16 Desember 1773 kaum kolonis menyamar sebagai Indian Mohawk menaiki kapal Inggris yang berlabuh di pelabuhan Boston dan membuang muatan teh ke laut. Peristiwa tersebut dikenal dengan Boston Tea Party , yang menjadi pemicu terjadinya Revolusi Amerika.
Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat merupakan pernyataan yang diadopsi dari Kongres Kontinental pada tanggal 4 Juli 1776. Dalam Kongres tersebut diumumkan bahwa 13 koloni Amerika untuk mendapatkan kebebasan menjadi negara merdeka, dan tidak lagi menjadi bagian dari Kerajaan Inggris. Pada bulan September 1774, diadakan Kongres Kontinental I di kota Philadelphia. Kongres dihadiri oleh delegasi-delegasi dari semua koloni kecuali Georgia. Kongres tersebut dimaksudkan untuk merundingkan keadaan daerah koloni yang semakin memburuk. Dalam Kongres diputuskan untuk mengajukan petisi terhadap Raja  dalam menentang hak Parlemen Inggris untuk memberlakukan pajak terhadap daerah koloni Amerika. Kemudian setelah perdebatan panjang dibentuk Assosiasi Kontinental yang menyepakati tidak membeli atau menjual semua barang buatan Inggris.
Di Massachusetts muncul ketegangan antara Inggris dengan koloni, sehingga terjadi pertempuran di Lexington Green. Ditengah ketegangan tersebut diadakan lagi Kongres Kontinental II di Pennsylvania State House di Philadelphia pada tanggal 10 Mei 1775. Kongres ini tidak mencapai kesepakatan mengenai pernyataan kemerdekaan, tetapi menyepakati perlunya angkat senjata melawan Inggris sesuai usul Jefferson dan John Dickison.
Semakin kuat pertentangan antara Inggris dengan koloni-koloni di Amerika ditambah dengan munculnya sebuah karya dari Thomas Paine yang terkenal dengan tulisannya yang berjudul Common Sense. Tulisan tersebut memuat mengenai ide baru yang memberikan pemahaman kaum kolonis di Amerika mengenai arti penting kemerdekaan. Pada tanggal 7 Juni Richard Henry Lee dari Virginia mengajukan resolusi yang menyatakan bahwa ia memberikan persetujuan atas kemerdekaan dari Inggris. Sementara itu manuver politik adalah pengaturan untuk deklarasi resmi kemerdekaan, maka disusun sebuah sebuah dokumen yang menjelaskan mengenai keputusan yang akan disampaikan dalam Kongres. Pada tanggal 11 Juni 1776 dibentuk Komite Lima yang terdiri dari, John Adams dari Massachusetts, Benjamin Franklin dari Pesnnsylvania, Thomas Jefferson dari Virginia, Robert R. Livingston dari New York, dan Roger Sherman dari Connecticut, untuk merancang sebuah deklarasi. Kelima dari anggoa komite tersebut  terdapat ketidak pastian tentang bagaimana proses pembuatan rancangan untuk deklarasi. Karena antara John Adams dengan thomas Jefferson selalu bertentangan dan tidak sepenuhnya dapat diandalkan. Maka disetujui oleh anggota Komite yang lain bahwa yang menulis Draft pertama adalah Thomas Jefferson. Jefferson dalam menulis draft sendirian tetapi ketika dibuat salinan untuk diserahkan kepada Kongres, ia berdiskusi dengan yang lainnya sehingga membuat beberapa perubahan. Tanggal 28 Juni 1776, dokumen tersebut diserahkan kepada Kongres, dengan judul A Declaration by the Representatives of the United States of America, in General Congress assembled.
Pada tanggal 2 Juli 1776 Kongres menyepakati usulan Richard Henry Lee untuk mengesahkan pembacaan Deklarasi Kemerdekaan pada tanggal 4 Juli 1776. Pidato Deklarasi Kemerdekaan dibacakan oleh Thomas Jefferson. Isinya menyatakan bahwa pada dasarnya pemberontakan merupakan hak alamiah umat manusia untuk mendirikan pemerintahan baru yang berdasarkan atas keinginan rakyatnya. Kemudian selanjutnya adalah mengenai tuduhan Raja Inggris yang mengabaikan hak-hak khusus kaum kolonis, dan protes terhadap pemerintahan Raja yang selalu ikut campu dalam pemerintahan koloni di Amerika Serikat. Deklarasi kemudian ditandatangani oleh Thomas Jefferson, Benjamin Franklin, dan John Adams pada tanggal itu juga yaitu 4 Juli 1776. Sejarawan telah berusaha untuk mengidentifikasi sumber-sumber yang sebagian besar mempengaruhi kata-kata dalam deklarasi kemerdekaan. Oleh karena itu Jefferson membuat pengakuan bahwa, dalam Deklarasi terkandung tidak terkandung ide-ide asli atau individu, tetapi sebaliknya memberikan pernyataan yang luas bagi pendukung Revolusi Amerika. Setelah penandatanganan Kongres Deklarasi Kemerdekaan tidak langsung memberikan kebebasan Amerika Serikat dari ancaman Inggris, tetapi justru terjadi perang kemerdekaan Amerika Serikat yang berlangsung selama 6 tahun (1776-1783).
4.4.2 Louisiana Purchase: Pembelian Louisiana
Salah satu tindakan keberhasilan politik Thomas Jefferson selama pemerintahannya sebagai Presiden Amerika Serikat adalah pembelian Louisiana dari Prancis pada tahun 1803. Keberhasilan pembelian tersebut telah menjadikan wilayah negara Amerika Serikat bertambah luas. Proses pembelian tersebut ada kaitannya dengan srangkaian peristiwa yang terjadi di Eropa. pada awalnya Louisiana merupakan wilayah kekuasaan Spanyol, tetapi ketika akhir Parang Tujuh Tahun Spanyol menyerahkan wilayah Louisiana kepada Prancis pada tahun 1800. Thomas Jefferson melihat kemungkinan bahwa dominasi imperialisme Eropa di Amerika semakin kuat, terutama ketika Napoleon mampu meredam gerakan revolusi di kepulauan Hispanola dan menduduki wilayah New Orleans serta menguasai wilayah Louisiana. Maka Thomas Jefferson berusaha untuk mendapat wilayah Louisiana dengan berbagai cara. Kemudian Jefferson mengutus James Monroe dan Robert Livingstone ke Paris (1802) untuk berunding mengenai pembelian Louisiana oleh Amerika Serikat dari Prancis.
Amerika Serikat dalam pembelian Louisiana dari Prancis juga harus berhadapan dengan saingannya Inggris yang sama-sama ingin mendapatkan wilayah Louisiana yang kaya akan sumber daya alam. Namun Amerika segera melakukan upaya diplomatik secara intensif dengan mengutus Robert Livingstone untuk menemui Menteri Luar Negeri Prancis. Dalam pertemuan tersebut terjadi tawar-menawar yang cukup menarik mengenai pembelian Louisiana, yaitu harga yang ditawarkan oleh Amerika Serikat terlampau rendah menurut pandangan Prancis. Tetapi beberapa minggu kemudian yaitu pada tanggal 30 April 1803, perjanjian pembelian Louisiana ditandatangani oleh Robert Livingstone, James Monroe, dan Marbois Barbe di Paris. Thomas Jefferson mengumkan perjanjian pembelian tersebut kepada rakyat Amerika Serikat pada tanggal 4 Juli 1803. Senat Amerika Serikat meratifikasi perjanjian pada tanggal 20 Oktober 1803, dan pada hari berikutnya Presiden Thomas Jefferson secara resmi telah memiliki wilayah tersebut dan diperbolehkan untuk membentuk pemerintahan militer sementara.
Penggabungan wilayah Louisiana yang baru dibeli dari Prancis telah menambah wilayah administrasi Amerika Serikat semakin luas. Namun tidak sampai disana, pada tahun 1804-1806 Thomas Jefferson memerintahkan untuk melakukan ekspedisi ke arah barat menjelajahi Sungai Mississippi, Pegunungan Rocky dan ke Sungai Columbia yang bermuara di Samudera Pasifik. Ekspedisi ke arah barat tersebut dipimpin oleh Meriwether Lewis dan William Clark. Ekspedisi tersebut dilakukan untuk mengumpulkan data-data mengenai geografis wilayah. Tujuannya adalah untuk mengeksplorasi wilayah baru dan membuka bagian barat Amerika untuk pemukiman penduduk.
Penjelajahan ke Sungai Columbia yang mengarah ke Samudera Pasifik dimaksudkan untuk menemukan rute air ke Pasifik dan membangun hubungan perdagangan dengan India Barat. Sebenarnya ekspansi yang dilakukan Thomas Jefferson ke arah barat serta pembelian Louisiana ditentang oleh Federalis New England karena akan menimbulkan disintegrasi sosial di Amerika Serikat. Tetapi justru Thomas Jefferson mendapatkan dukungan yang besar dari rakyatmya untuk terus melakukan ekspansi ke arah barat.
4.4.3 Perbudakan
Thomas Jefferson dikenal sangat menentang perbudakan sebagai lembaga dan ingin mengakhiri perbudakan tersebut, tetapi berdasarkan bukti sejarah Jefferson sendiri bergantung kepada tenaga kerja budak, baik di perkebunan maupun dalam kepengurusan rumah tangganya. Penentangan Jefferson terhadap perbudakan adalah ketika ia menyusun rancangan Deklarsi Kemerdekaan pada tahun 1776. Thomas Jefferson memandang bahwa perbudakan adalah suatu kejahatan keji dan merupakan kebejatan moral. Menurut David Brion Davis mengatakan bahwa, Thomas Jefferson merupakan salah satu negarawan pertama dalam setiap bagian dari dunia untuk mendukung langkah konkret untuk membatasi dan memberantas perbudakan Negro.
Di dalam draft pertama Deklarasi Kemerdekaan, Thomas Jefferson memberikan tuduhan dan penentangan terhadap Kerajaan Inggris untuk perdagangan budak. Pada pertengahan tahun 1770, Jefferson mengeluarkan rencana emansipasi secara bertahap di Virginia, dimana budak anak-anak akan dibebaskan. Thomas Jefferson juga menulis sebuah aturan semacam tagihan untuk mencegah kulit hitam bebas untuk tinggal atau pindah ke Virginia. Maka warga kulit hitam harus dideportasi dan diganti oleh penduduk yang berkulit putih. Khawatir akan terjadi pemberontakan terhadap kulit putih maka dikeluarkan kebijakan untuk mempersiapkan budak untuk kebebasan, diantaranya dalam hal pendidikan, emansipasi, dan transportasi tanpa biaya untuk mengembalikan mereka ke Afrika.
Pada tahun 1778 Jefferson mengeluarkan perintah melalui legislatif Virginia, salah satunya adalah untuk melarang impor budak dari luar Amerika Serikat. Davis mengatakan bahwa pengurangan impor budak secara otomatis mengarah pada perbaikan dan penghapusan perbudakan secara bertahap. Banyak pemilik budak menentang perdagangan budak internasional, tetapi masih mendukung perbudakan. Mengakhiri impor budak meningkatkan nilai budak dan menurunkan kemungkinan pemberontakan budak yang berhubungan dengan pendatang baru.  Pada tahun 1784, Jefferson menulis sebuah peraturan melarang perbudakan di semua wilayah bukan hanya di wilayah selatan saja, tetapi gagal dengan satu suara. Ketika Thomas Jefferson berada di Prancis sebagai Duta Besar Amerika Serikat, Kongres Amerika Serikat mengadopsi sebuah versi yang melarang perbudakan di Teritori Northwest (sebelah utara Sungai Ohio). Thomas Jefferson adalah seorang pemimpin yang menghapuskan perdagangan budak internasional, baik untuk Virginia dan bangsa secara keseluruhan.
Selama masa kepresidennya Jefferson merasa kecewa kepada generasi muda yang tidak melakukan gerakan apapun untuk menghapuskan perbudakan di Amerika Serikat. Pada tahun 1806 Thomas Jefferson menyampaikan dalam Kongres untuk melarang perdagangan budak internasional. Perdagangan budak tersebut termasuk ke dalam pelanggaran hak asasi manusia. Januari 1808, Thomas Jefferson menandatangani Rancangan Undang-Undang yang disahkan oleh Kongres dan perdagangan internasional khususnya budak menjadi ilegal.
Jefferson memandang bahwa antara Amerika Serikat dan Afrika tidak akan bisa hidup dalam masyarakat. Maksudnya, adalah bahwa orang kulit hitam tidak mungkin bisa hidup bebas bersama-sama dengan orang kulit putih.Untuk solusi jangka panjang, Jefferson berfikir bahwa budak harus dibebaskan, mereka harus dikirim kembali ke Afrika. Jika hal tersebut tidak dilakukan akan mendorong pemberontakan budak untuk mencari kebebasan. Pada tahun 1809 Thomas Jefferson menulis kepada Abbe Gregoire dalam sebuah buku catatannya. Jefferson mengatakan bahwa orang kulit hitam memiliki kecerdasan terhormat tetapi tidak mengubah pandangannya.
4.4.4 University of Virginia
Thomas Jefferson pensiun menjadi Presiden pada tahun 1809. Tetapi Jefferson terus aktif dalam urusan publik. Jefferson ingin membangun lembaga pendidikan tinggi yang bebas dari pengaruh gereja. Pada tahun 1819 Jefferson ia mendirikan University of Virginia. Setelah dibuka pada tahun 1825, universitas adalah universitas pertama yang menawarkan batu tulis penuh dengan kursus elektif untuk mahasiswa. Universitas ini  salah satu proyek konstruksi terbesar di Amerika Utara, Universitas ini terkenal karena berpusat kepada perpustakaan daripada gereja.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar